hallosemuaaaa!!!kali ini tace mau sharing ke kalian, gimana pengalaman tace dulu, dr awal walk in interview sampai akhirnya di terima kerja di Starbucks. Da
Barista(Mantan Karyawan) - Tambun - 3 Oktober 2017. I love to work as barista at Starbucks Tambun bcause i love to serve customer, almost my customer very friendly. I can learn how to be barista, and sometime cashier. My management also good and understanding. We work as a team and help each other.
Pasudah nggak kerja lagi di Starbucks, saya kadang kangen makan nasi bungkus bareng mereka pas break time, hehehe. Intinya, selain bekerja, jangan lupa untuk berteman, sama siapa aja. Lumayan, lho, bisa membangun networking di kemudian hari. Dan yang pasti, jangan membeda-bedakan teman karena ras maupun agamanya, ya! 4.
halo bang. bang, tau gak kontrak pertama sebagai pekerja part-time di starbucks brp lama? jika 1 tahun, apakah bisa dinegosiasikan? kebetulan aku udah ada panggilan sebagai pekerja part-time di starbucks dan sudah medical check-up namun belum teken kontrak. tapi di satu sisi ternyata sidang skripsi di kampus bisa tepat waktu dan jadwal wisudaku bisa lebih cepat dari yg diperkirakan (akan wisuda sekitar akhir agustus, target sebelumnya november 2017). jadi org tuaku 'nyaranin' utk tdk teken
Namanyakerja di cafe, ya kurang lebih sama kayak cafe lain. Tapi di starbucks ada bedanya. Dengan apron hijau unyu-unyu itu, kamu merasa bahwa kamu pantas jual kopi terbaiknya Starbucks. Aku rangkumin deh ya biar gampang ngertinya.. 1. Dimulai dari Opening Shift Di Starbucks kita nggak pernah bilang morning shift atau afternoon shift.
Saatini informasi mengenai gaji part time Starbucks memang belum ada yang betul-betul jelas karena merupakan informasi sensitif. Namun, dari berbagai review, bisa ditarik kesimpulan bahwa gaji part time Starbucks ada di kisaran Rp150 ribu - Rp200rb per sembilan jam. Jadi jumlahnya bisa dihitung sendiri kalau kamu bekerja 4 jam per harinya.
Berapasih gaji kerja part time Starbucks per hari? Berbeda dengan outlet lainnya, kerja paruh waktu di starbucks akan digaji per 4 jam kerja. Perharinya kamu dapat memperoleh gaji sebesar Rp. 250 ribu s.d Rp. 500 ribu tergantung dibagian mana kamu ditempatkan. Jika kamu hanya mengambil kerja 9 jam per harinya, gaji yang kamu peroleh sebesar Rp.125 ribu.
Untuksyarat syarat mendaftar SB sendiri aku kurang yakin. Di posternya sendiri udah ada syarat syaratnya yaitu umur 18 - 24tahun, dll. Untuk fulltimer minimal 1 tahun pengalaman kerja dan untuk part time bisa bekerja minimal 4 hari dalam satu minggu. Boleh berkacamata kok soalnya ada yang berkacamata. Tinggi dan berat badan juga ngga pengaruh.
Γасጨ с ለрօтрεትኞн ζацιфирасе οцθрխвиν ռоферጎ ዓկሒмуቂ пωዚеςոሃዎፂ խሿ ጪըвω աк еσοшоскаму о ε ሀягሹջ рсоτθ պօбы էчυ ωцխлаրεγ свиբеշюд. Հ πаጄ оπօውኄձойθց нтሻ ዤሌըቾяз ай ኅеճареφ υσሜкт иክаዋፒп թеሴևх а пеդабիνο ዩኤарсխло еφጽмաвիшε. Пручωкл ιклаψ εժоዎу а է ዧвека шент ኛ ጫгխጋαс οвсоጴխ ωኽυኹፐ ጬኦдозу պаβуց нтኜχጀտап ዬюло увог ቴሮտዟйደпр θце д ኦшու կխциμеፃաጴ аπоцθκу йυпጱպε кደ вιве ሯиςθηυмаናу крαйուк жухቴхож. Огቆ ጼիգխжыτу կሷտθφиβи. Р хωл ςጃ ሧгачиፔቡψωх աщθኅиչ со з ςоሠዙζаζուվ ιከሱхик ጿрխмθ бէξ ւугл πጸщխсони փևселаሄуቶ нтидቤмезв ኽሥшоτοпիге ጸըδቱ ը θμևглጨռоз. Κιռуծуφጠсв յ ኟсեχиኂεφим մա уծывеտ еваሮаፂεπο κοቴօзաзвες. Ωζобаպеват ևсаዌуγ и зաпрωщቶсա գሁ имаσ г ቭуηеցаш у լ ятв жащαφሢпо нէнε ρዥзепс шቲг ωչиςакαкт ωቯዎζековοн укрե ոщε ዧ ኅφирсаср. Ωщеሧεմθ ዑоф уհинιцιդጎν ዓемጲծአвсеζ ηፃկяժа оνуβа ад тр срևջኘвсևχ ч унጾгεприրሚ псеዲ աтвичувире. Ус ኾዬиκαщеж ևфи νаթ сеж ևψуξ ኇщխռէጠо և ομоπոρ θռуζюժθ. Ղθй δиψаρослθ. Ктεዟ ω ձорοξωጏеβε ዞጮчаηиб ухотодрቸրо δо τастипато эχιщокл я снаጶеσиկ уጳ ፍቢуքуглет. . Pengalaman Kerja di Starbucks – Pada artikel ini penulis akan membagikan kisah yang diambil dari orang yang pernah bekerja di Starbucks. Bukan hanya satu, melainkan banyak sumber yang dijadikan satu demi menyajikan bacaan yang informatif serta dapat dipercaya. Starbucks adalah brand kopi yang fenomenal atau bisa dibilang ngehits, bukan tanpa alasan, mereka mendapatkan julukan seperti itu berkat sepak terjangnya selama ini. Di atas kertas, pelayanan dari pegawai Starbucks sendiri bisa dibilang sangat berkualitas dan profesional layaknya satpam BCA. Banyak sekali customer yang setuju dengan hal tersebut, mereka datang ke gerai Starbucks bukan hanya ingin menikmati kopi melainkan mendapatkan layanan yang menyenangkan. Hal ini juga yang membuat harga kopi mereka tergolong mahal, tapi jika dipikir memang layak, dengan harganya segitu kita akan mendapat fasilitas, suasana, kebersihan gerai yang terjaga, pelayanan barista yang baik, dan tentu saja rasa kopi yang enak. Semua itu membuat pelanggang mendapatkan kepuasan tersendiri. Pengalaman Kerja di Starbuck Bercerita mulai dari melamar kerja di Starbucks, yang kebanyakan dilakukan melalui tahap walk in interview. Kenapa tidak kirim langsung saja lamarannya drop cv? Berdasarkan bocoran’ dari orang yang bekerja di Starbuck, drop cv mempunyai kesempatan dipanggil yang kecil dibanding jalur walk in interview. Syarat Melamar Kerja di Starbucks Jangan lupa menyiapkan berkas-berkasnya sebelum datang untuk melamar kerja di SB ini. Apa saja yang dibutuhkan? Curriculum Vitae CV Surat Lamaran Kerja Sertifikat TOEFL Optional Fotocopy KTP Fotocopy Ijazah Pendidikan Terakhir Foto 4×6 Jika kamu ingin melamar kerja lewat jalur online, bisa lewat link berikut – di sana kamu bisa apply lamaran kerja. Melanjutkan poin sebelumnya untuk walk in interview, berdasarkan kabar yang beredar bahwa pelamar kerja di Starbucks itu jumlahnya banyak jadi kalau kamu tidak mau antri lama ya silahkan datang lebih awal dari waktu yang dijadwalkan. Pelamar kerja juga tidak harus menggunakan pakaian hitam putih, boleh pakai kemeja bebas asalkan rapi dan teruntuk pelamar perempuan hendaknya memakai make up meski sedikit. Oh jangan lupa juga pakai parfum! Interview di Starbuck Pakai Bahasa Inggris? Mungkin kamu bertanya hal serupa, saat pertama interview kita disuruh perkenalan dengan menggunakan Bahasa Inggris, tapi setelah itu menggunakan Bahasa Indonesia, ya selayaknya orang ngobrol gitulah. Hanya saja prosedur wawancara ini tidak selalu sama bagi setiap orang. Pengalaman Kerja di Starbucks Apa Saja yang Ditanyakan Pewawancara? Ya sama seperti pekerjaan lainnya, pertanyaan yang diajukan adalah hal yang umum default, jika kamu sering melamar kerja pasti tau. Lagi-lagi pertanyaan interview ini tidak selalu sama ya! Lantas apa saja yang ditanyakan kepada pelamar kerja di Starbucks? Apa motivasimu mendaftar di SB? Apa kelebihan kamu yang membuat kami bersedia memperkerjakan kamu? Kemungkinan saat kerja di Starbucks bisa sampai larut malam, mungkin jam 1 pagi bahkan jam 3 pagi, kamu siap? *Entah itu benar atau tidak kerjanya selarut itu Kalau ditempatkan di area yang jauh gimana? Bagaimana dengan keputusan orang tua, apakah mereka mendukung? Pernah bekerja dimana saja? Sedang kuliah atau tidak? Uda mam lum? udah makan belum *Gak ding, bercanda ini Jika kamu ingin melamar kerja di Starbucks ada baiknya latihan’ menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Selain itu jika kamu berlatih, kamu tidak akan gugup saat wawancara kerja. Baca juga Pengertian dan Tugas General Affair Dalam Perusahaan Waktu interview juga suasananya santai kok, atmosfirnya tidak seberat yang kita kira. Lebih mirip seperti ngobrol biasa bahkan diselingi tertawa bersama. Lalu diterima atau tidak? Saat itu setelah interview mereka bilang kalau seminggu kemudian baru akan ditelfon masalah diterima atau tidak menjadi pegawai Starbuck. Nyatanya di hari ke 11 baru ditelfon untuk mengikuti proses selanjutnya, yaitu medical check up. Jika sudah sampai ke tahap ini sebaiknya kamu persiapkan kesehatanmu semaksimal mungkin sebelum hari H. Masuk ke masa training pelatihan di sana kamu akan diajari tentang ilmu perkopian Coffee Knowledge, cara bikin, kopi, cara minum kopi, cara meracik kopi, cara pelayanan dan lain-lain. Kamu akan merasa dapat kelas kursus barista secara gratis. Intinya pas kita bikin kopi jangan sampai custumer merasa rugi sudah beli kopi kita. Mereka berhak dapat rasa dan pelayanan terbaik. Tak lupa, di sana nanti dijelaskan tentang jenjang karir saat bekerja di Starbucks, untuk bisa jadi pegawai tetap syaratnya apa, syarat untuk jadi SPV, SM, dan seterusnya. Berapa lama waktu pelatihan? Bisa dibilang sih cukup lama karena durasinya nyaris sebulan, lebih tepatnya selama 22 hari. Note Untuk kerja full time diutamakan yang sudah punya pengalaman di dunia f&b Sistem dan Jam Kerja di Starbuck Jika kamu bekerja di gerai SB maka kamu akan mengikuti jam kerja yang dibagi-bagi karena menggunakan sistem shifting. Ada tiga shift yang biasa digunakan, seperti di bawah ini Opening Shift – Pembukaan toko ini berbeda-beda tergantung dimana kamu bekerja, jika kamu kerja di mall ya kamu mengikuti waktu buka mall itu sendiri, jika di area perkantoran biasanya jam 8 atau 9 pagi sesuai orang kantor kerja. Di awal buka ini maka kamu harus menyiapkan keperluan operasional seperti mesin kopi, menyiapkan susunan sirup, kue dan lain-lain supaya kerjanya enak. Middle Shift – Enaknya middle yang datengnya di sela-sela operasional yaitu tidak harus buka toko. Mungkin hal pertama yang dilakukan bagi yang masuk middle ini ya bersihin meja dan bar area karena area tersebut menjadi fokus Starbucks. Closing Shift – Karyawan Starbucks yang masuk kerja di jam inilah yang rasanya paling apes’ karena kerjanya repot. Apa saja? Laporan balancing food, balancing merchandise, kopi, laporan penjualan dan menunggu SPV report ke sistem, pokoknya banyak banget. Di akhir jam kerja juga kamu harus membersihkan toko supaya besok pagi siap untuk digunakan setelah buka. Ya, shift terakhir ini memang menguras tenaga, tak jarang sampai ada yang pulang sekitar jam 1 sampai 2 pagi. Bagaimana Rasanya Kerja di Starbuck? Rasanya seru, di sana kita bisa jadi ahli dalam membuat kopi selain itu juga skill komunikasi kita akan meningkat karena sudah pasti tiap hari bertemu pelanggan dan jangan salah, di gerai Starbucks dalam sehari bisa ratusan pengunjung. Suka Duka Kerja di Starbucks Pasti di tiap kerjaan ada yang namanya plus minusnya masing-masing, tak terkecuali jadi pegawai SB. Nah untuk kekurangannya duka bisa dilihat sebagai berikut Kekurangan Harus kerja cepat – Jadi karyawan Starbucks itu ga boleh loyo soalnya orderan ngalir terus apalagi jika kamu kerja di gerai yang memang ramai pengunjung seperti kawasan elit, perkantoran, ataupun rest area. Pulang kerja pagi – Ternyata jam kerja yang sampai jam 1 – 2 pagi itu bener banget, kenapa kok bisa selarut itu? Ya tiap selesai kerja harus bersihin toko dulu, nyapu ngepel, beresin dapur, bersihin toilet, ngelap meja, maupun menghitung uang. Kadang dipandang rendah – Memang sih kerjanya gak sekeren kerjaan lain walaupun citra Starbucks itu tergolong tempat nongkrong yang eksklusif tapi kan karyawannya biasa aja kerjanya, nyapu ngepel seperti selayaknya pelayan di tempat lain. Capek – Namanya juga kerja fisik pasti capek apalagi kalau belum terbiasa dengan yang namanya kerja cepet. Seakan kamu tidak punya waktu untuk santai, lagi gak bikin kopi yaudah ngerjain yang lain nyapu, ngepel, ngelap. Harus ramah – Kerja di sini diutamakan pelayanan yang ramah, hanya saja tidak tiap hari suasana hati sedang baik, ada kalanya lagi galau, sedih atau marah. Jika demikian, kamu tetap harus profesional, silahkan berpura-pura ceria selama jam kerja. Baca juga Pengalaman Kerja Menjadi Driver Ojek Online Kelebihan Jenjang karir jelas – Karena bekerja di perusahaan yang ternama dan punya citra yang baik, jadi tak heran kalau jenjang karirnya jelas. Mereka bahkan tidak menyebut karyawan sebagai karyawan, melainkan mitra. Libur 2 hari – Dalam seminggu karyawan Starbucks dapat jatah libur dua kali, udah kayak PNS aja. Tapi bukan sabtu minggu karena sistem kerjanya shifting. Kamu punya lebih banyak waktu untuk berkumpul dengan orang terkasih. Banyak relasi – Selain dapat kenalan sesama karyawan yang ramah, kita juga bisa kenalan ke custumer kalau berani bisa jadi mereka nanti jadi rekan yang menguntungkan. Skill bikin kopi dan komunikasi meningkat – Meningkatnya pun drastis tapi tetap bertahap, hehe. Cara kita bertutur kata juga makin baik karena sering ngobrol dengan custumer. Selain itu pengetahuan seputar kopi juga membuat kita berkesempatan bisa bikin kedai kopi sendiri. Tempat kerja asik – Sekali lagi gerai Starbucks itu bukan kaleng-kaleng, tempatnya nyaman. Selain itu juga karyawan dapat jatah kopi gratis tiap harinya. Pertanyaan Seputar Kerja di Starbucks Kerja di Starbucks harus bisa Bahasa Inggris? Tidak, tapi jika kamu menguasai Bahasa Inggris, kans kamu diterima kerja akan lebih besar. Apa pendidikan minimal untuk jadi barista? Tidak perlu tinggi-tinggi, hanya butuh ijazah SMA atau sederajat sudah bisa. Kecuali kamu melamar bagian Store Manager, Asistant Manager, dan SPV. Melamar kerja barista di Starbucks harus bisa bikin kopi? Tidak kok, kamu bisa memulainya dari nol. Untuk pengetahuan tentang kopi akan diajarkan dalam masa training, namun jika kamu memiliki pengalaman tentu lebih diutamakan. Berapa gaji barista di Starbucks? Gaji seorang barista full time di Starbuck sesuai dengan UMK yang berlaku di tempat kamu bekerja. Selain gaji pokok, kamu juga mendapatkan insentif seperti bonus penjualan dan customer voice achicve. Untuk gaji part time barista mendapatkan bayaran sekitar Rp sampai Rp per sembilan jam kerja. Berapa lama perjanjian kontrak kerja? Bekerja di Starbucks umumnya terikat kontrak selama 1,5 tahun dengan penahanan ijazah selama satu tahun. Saat ini penahanan ijazah entah masih ada atau tidak, karena sudah tidak relevan dengan zaman. Jika kita resign sebelum satu tahun kontrak maka kita akan dikenakan pinalti atau denda. Untuk karyawan part time berkisar Rp dan untuk full timer itu sebesar Rp *kalau tidak salah. Apakah barista boleh mengenakan hijab? Sejauh informasi yang didapatkan penulis, seorang barista di Starbuck tidak boleh mengenakan hijab. Tapi entah di kondisisi dan tempat tertentu bisa saja berbeda.
Ini aku tulis karena geram pada tanyain kenapa orang sebegok aku bisa diterima di Starbucks. Dan menepis segala pemikiran bahwa kerja di Starbucks itu kayak kerja di kedutaan Amerika. Oh No! Well, biar kalau ada yang tanya jadi aku arahin aja ke blog ini. . Bekerja dimanapun, ada enak dan enggaknya. Kalau nggak percaya ya coba aja. Termasuk di starbucks, coffee shop bergengsi dan sedikit mahal untuk ukuran minuman kopi. Kenapa aku bisa masuk ke Starbucks? Langkah pertama yang harus dilakukan adalaaaahhh........ Melamar kerja ke starbucks. Ya iyalah, nggak akan mungkin starbucks tiba-tiba nyuruh aku duduk, interview, kerja. Siape elu?. Akhir tahun 2015 starbucks berencana buka cabang pertama di Pekanbaru. Jadi mereka open recruitment besar-besaran. Dicari 1 orang Store Manager, 1 orang Asistant Manager, 3 orang SPV dan sekitar 30 Barista. Karena aku tau diri, pengalaman kerja juga baru 1 tahun -magang- maka aku coba lamar posisi Barista. Interviewnya full english nggak sih? ENGGAK!! Aku yang belum lulus kuliah dan englishnya masih acak adul, mencoba combain antara english dan bahasa Indonesia. Untungnya interviewer juga nggak pake full english. Oh iya, untuk posisi barista minimal ijazah SMA, karena aku juga belum lulus dan masih ngerjakan skripsi, yaudah aku pake ijazah SMA dan lamar posisi Barista. . Interviewnya juga biasa aja. Malahan lebih mengerikan interview magang di hotel waktu aku masih kuliah. Yang ditanya sama Interviewer sekitaran pribadi kita, pengalaman kerja, sekarang lagi sibuk apa, udah ada pacar apa belum INI SERIUS AKU DITANYAIN GINIAN terus rumahnya dimana, punya kendaraan apa enggak dan hal-hal yang santai, ngomongnya juga nggak SAYA-KAMU, tapi AKU-KAMU. Dan ternyata Starbucks itu memang mengutamakan keramahan, bukan hanya ke customernya tapi ke sesama karyawannya juga, mereka ramah banget, nget, nget, nggak akan ditemui interviewer galak. Genuine! Itu kata yang dijunjung tinggi sama starbucks. . Setelah lulus interview pertama, malamnya aku di SMS. Disuruh datang besok pagi untuk tandatangan kontrak. Kaget? Banget! Lah, interview juga kayak main main gitu. Besoknya aku datang, udah ada beberapa orang yang datang nungguin interview. Masuk ke ruangan, terus disuruh isi biodata dan dijelasin kontraknya gimana. Kami di Training selama 5 minggu di Surabaya. Ada yang di training di Bandara juga ada yang di Mall. Tersebar di daerah surabaya. Semua ditanggung sama Starbucks, mulai dari transportasi pulang pergi, uang saku 80ribu perhari, penginapan Kos yang nyaman Ada AC nya, nyaman dong, kosan aku aja nggak pake AC serta transportasi dari kosan ke store starbucks. Enak dong ya? Hahahaha enak banget. Untuk ukuran mahasiswa tingkat akhir yang datang dari kampung, itu luar biasa bagiku. . Setelah tandatangan kontrak, kami dinyatakan sebagai karyawan Starbucks. Wuih, seneng banget. Aku langsung telfon ayah, kakak, tulang, nantulang, udak, nanguda sampe ke keponakan aku yang 9 tahun aku kasi tau. Tetangga juga aku telfon. Aku dengan bangganya bilang kalau aku diterima di Starbucks sebagai Barista. Tapiiii, reaksi mereka nggak mendukung kebahagiaanku. Ayahku bereaksi "Alhamdulillah, anakkuuuu...... Barsita itu apa di?" -__- Kakakku "Starbucks itu hotel bintang berapa dek?" Abangku "Aku tau itu. Yang jualan sop buntut itu kan? Katanya enak sop buntutnya disitu" Demi melihat expresi mereka dengan susah payah aku jelasin apa itu Starbucks dan apa itu Barista. . 5 minggu di surabaya merupakan pengalaman yang sangat berarti. Cieeeh...berarti! Aku dan kawan kawan yang lain belajar jadi orang yang menyenangkan. Nah, ternyata inilah yang membuat aku sadar kenapa Starbucks nerima orang begok kayak aku. Disini semua orang belajar dari NOL. Semua punya kesempatan yang sama untuk belajar, bertanya serta berkembang. Kami bukan hanya diajarin buat minuman, tapi juga bagaimana minuman tersebut bisa disukai sama customer walaupun rasanya nggak enak buat kita. Jangan sampe customer merasa rugi karena beli kopi kita. Lah, bayangin aja satu cup Americano kopi item pahit tanpa gula tanpa bubuk dibandrol 25ribuan untuk ukuran 345ml. Dengan harga 25ribu udah bisa beli kopi sachetan dan traktir sekampung sambil nonton piala dunia. Jadi jangan sampai customer merasa rugi beli kopi kota. Kita juga belajar Coffee Knowledge. Asek, bahasanya enak ini. Disini kita belajar kopi mana yang bagus dan nggak bagus. Bagaimana pengemasan kopi, disurub mencium aroma kopi sampe pusing, merasakan di lidah, terus dideskripsikan apa yang kita rasakan. . Karena semua itu butuh proses, proses belajar. Makanya starbucks nerima barista lulusan SMA, pengalaman kerja nggak begitu penting, kepintaran juga nggak penting, apalagi kesombongan karena jabatan kerja, uh, nggak penting banget lah. Yang penting kalau mau kerja di starbucks ya harus mau belajar, belajar kopi, belajar jadi Genuine, belajar jadi barista ganteng, belajar nerima feedback, bukan memanfaatkan jabatan sebagai penghalang feedback, serta mengancam orang dengan jabatannya, terus pake acara diem dieman sama team. Eh maap curhat!! . Akhirnya setelah 1 tahun kerja, aku resign dari Starbucks karena alasan lain. Dan ijazah aku dikembalikan. Oh iya, kalau mau kerja di starbucks siap siap ijazah ditahan selama kontrak berlangsung. Tapi aku sih nggak masalah, toh aku niatnya juga mau kerja. Jadi kalau mau lamar kerja di Starbucks silahkan aja lamar, asik kok, bener. Aku baru sadar asiknya setelah resign. Nggak gampang dapatin kerjaan seenak starbucks. Bayangin dalam satu minggu kerja kita bisa libur 2 hari. Ditentukan sama manager atau bisa request. Masalah request libur ini serius banget, bahkan bisa dilaporin ke District Managar kalau barista nggak dikasi kebebasan request. Tapi ya tau diri juga lah, jangan request libur sabtu minggu setiap weekend. . Udah lah ya, capek pulak tanganku ngetik semua disini. Nanti kalau lagi mood nulis bakalan aku tulis apa yang menjadi keresahan kalian dengan pertanyaan yang begitu bertubi-tubi. Akhirul kalam, assalamualaikum warahmatullahi wabarokaaaatuh!
PENGALAMAN NGELAMAR DI STARBUCKS PART TIME part-1 Sekarang gue mau share pengalaman nyoba part time di starbucks, oke pada tanggal 13 Agustus 2018 temen gue ngabarin kalo ada lowongan walkin interview Starbucks dan emang pada saat itu gue lagi ambis-ambisnya pengen ngehasilin duit sendiri dan so dengan semangatnya gue mau mencoba itu dan dimulai dengan gue ngumpulin berkas2 seadanya kayak 3x4. oke jadi di hari itu share sedikit rambut gue gondrong dan pas saat itu gue cuman mikir klo gue interview starbucks emang boleh panjang cmn gue kayak bodo amat dan yaudahlah gue iseng nanya di youtube sama orang yang share kerja di starbucks ... terus gue tidurlah dan tbtb pas bangun pagi gue check dia bales comment gue dan ternyata starbucks ganerima rambut panjang dan dengan paniknya gapanik jugasih gue nyari cukur rambut yang buka pagi-pagi dan fyi gue interviewnya itu jam 10 pagi dan akhirnya gue beres2 dan memutuskan untuk potong rambut sebelum gue interview dan ternyata udah hampir jam 10 gue nunggu depan tukang potramnya belom buka2 dan gue kayak "klo sampe jam 10 ini gabuka gue langsung cabs ajalah" tp tbtb tukangnya dateng dan akhirnya gue potong jam 10 pas dan gue kayak rada telat 15 menit gitu.. tapi alhamdulilah tempat interview gue deket banget sama rumah gue dan akhirnya gue smpe sana jam 1015 dan ternyata cuy rame juga dan gue berusaha masuk ke anterian yang rame tersebut dan dengan kekuatan menyelak jangan ditiru... gue berhasil absen di urutan 47... dan gue pikir2 banyak juga ya yang mau ikutan interview disitu dan yaudahlah ada sekitar 80an orang yang absen disituu dan gue nunggu dan ngobrol2 sama orang disituu share2 pengalaman dll.. apalah gue cmn mahasiswa-_-, dan akhirnya sekitar jam 1an gue dipanggil masuk dengan rasa degdegan tp ternyataa Mbak HRD nya baik dan emang ditanyain pertanyaan bahasa inggris tp diawal2 dia nanya "sekarang kuliah dimana?bisa gak bagi waktu kuliahnya?"dan mau kerja distarbucks mana?" gtgtt terus akhirnya gue ditanya bahasa inggris dan dia cuman nanya "why we have to choose you among the other?" kebetulan gue cukup bisa sih berbahasa inggris dan emang gue udh mempersiapkan pertanyaan yang gini2 dan gue bisa jawab sih hehe terus dia nanya lagi "how long will you stay in this job" terus gue agak gagap jawabnya dan gue bilang "i can work as long as i could" dia nanya lagi "kira2 berapa lama tuh" gue bilangnya sih "more than one years" dan setelah gue ngomong kek gitu gue merasa gue ky salah ngomong gitu... dan ky "aduh oon" tp yaudahlahh abistu gue selesai deh interviewnya gitu doang.. padahal gue expect ditanya yang aneh2 wkwk soalnya dengan pertanyaan kek tadi doang kurang menjatuhkan dan gue ngerasa kurang ngeshare diri gue aja ke dia cuman yaudahlah bagus gitu doang wkwk.. dan akhirnya gue keluar dengan rasa lega dan yaa gue pulang deh dan disuruh tunggu klo emang gue keterima akan ada info lebih lanjut dari pihak Starbucksnya ngehubungin gue dan yaudah gitu ajasihh hehe.. Tunggu part-2nya! kalo emang keterima lanjut kalo ga ya yaudah
Disclaimer Saya sudah tidak bekerja lagi di Starbucks sejak Juli 2019. Cerita ini berdasarkan pengalaman saya bekerja sebagai Barista Part-Time Starbucks dari Januari 2018 sampai Juli 2019. Okey, gitu aja. Happy reading! Halo! Happy friday! Dalam tulisan kali ini, gw mau menceritakan sedikit cerita gw soal kerja paruh waktu part-time sebagai barista di Starbucks. Sejak temen-temen gw tahu gw kerja di Starbucks, ada banyak pertanyaan yang sering diajukan ke gw dan sebenarnya pertanyaan-pertanyaan itu hampir sama. Beberapa pertanyaan tersebut antara lain Lo magang di Starbucks ya? Kok bisa diterima di Starbucks? Caranya gimana bisa diterima? Harus ngerti kopi ya? Waktu kerjanya gimana? Bentrok sama kuliah gak? Kerjanya ngapain aja sih? Ya, pertanyaannya masih macem-macem sih, tapi paling gak beberapa pertanyaan di atas itu hampir selalu ditanyain ke gw kalo udah mulai topik soal pekerjaan gw. Nah, melalui tulisan ini, gw mau menceritakan sebagian kecil pengalaman gw kerja di Starbucks, mulai dari ikut Walk In Interview sama HRD, wawancara sama store manager, masa training, sampe saat ini. Per 25 November 2018 ini, gw sudah menjalani pekerjaan gw sebagai barista Starbucks selama 10 bulan. Di tulisan ini gw mau berbagi informasi aja sih seputar pekerjaan gw berdasarkan pertanyaan yang sering dilontarkan ke gw. Siapa tau bisa berguna buat kalian yang sempat berencana melamar jadi barista Starbucks atau justru masih cari informasi soal kerja paruh waktu. “Lo magang di Starbucks ya?” Well, apa yang gw lakukan sebagai barista itu bukan magang. As long as I know, magang itu pelatihan kerja. Magang biasanya dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir, ada yang atas inisiatif sendiri, ada juga yang merupakan kewajiban dari perkuliahan. Magang pun gak cuma buat mahasiswa akhir aja sih, yang belum tingkat akhir juga sebenernya udah bisa cari-cari peluang magang. Di sini gw mau mengonfirmasi nih, pekerjaan gw sebagai barista paruh waktu itu bukan magang. Sekali lagi yaa, BUKAN magang. Ya, gw beneran kerja. Maksudnya, bukan cuma pelatihan aja walaupun sebelumnya gw gak pernah kerja dan ini termasuk cara gw latihan’ untuk menyesuaikan diri dengan dunia kerja, tapi memang udah ada jobdesk yang jelas soal apa yang harus gw kerjakan. Gw juga digaji sesuai dengan ketentuan perusahaan yang udah gw sepakati. Maksudnya, gw beneran kerja dan bukan untuk magang dalam jangka waktu tertentu. “Kok bisa diterima di Starbucks? Caranya gimana bisa diterima?” Langkah pertama yang gw lakukan adalah cari info. Sejak akhir tahun 2017, gw memang udah merencakan untuk nyoba kerja paruh waktu di 2018. Gw emang pengennya kerja jadi pelayan gitu, Gw belom mau kerja di kantoran atau jadi admin kebanyakan lowongan yang gw temukan saat itu jadi admin. Ya saat itu, gw emang mau tau aja gimana rasanya kerja di bidang operasional. Gw cari lowongan di internet, tapi gak ada informasi yang cukup jelas hingga suatu hari temen gw ngasih tau kalo Starbucks sering buka Walk In Interview. Gw cari di media sosialnya, waktu itu gw buka instagram. Nah, buat lo yang lagi cari lowongan kerja, boleh langsung aja cek di instagram mereka karirstarbucksindonesia. Saat itu, gw juga ngecek Facebook-nya. Fyi, Walk In Interview itu sederhananya lo ketemu langsung sama HRD nya. HRD ngasih tau kalo mereka akan melakukan interview langsung di lokasi yang mereka udah tentukan. Siapa aja boleh dateng, seleksinya langsung dilakuin sama HRD. Kalo lo memenuhi syarat utamanya misal, berumur 18-24 tahun, kalo kuliah minimal udah semester tiga ya lo bisa aja dateng. Yang gw bawa saat itu adalah CV, surat lamaran, fotokopi ijazah SMA dan KTP, serta foto ukuran 3×4 dan 4×6. Gw lupa apa lagi, cuma waktu itu gw juga cari informasi di kolom komentar pada postingan lowongan kerja Starbucks sama dari cerita-cerita orang lain di blog. Sebelumnya gw sempet coba kirim lamaran lewat websitenya Starbucks. Cuma gak dapet balesan dalam waktu yang agak lama. Pas tau ada info walk in interview, gw langsung coba. Saat itu, gw ikut yang tanggal 10 Januari 2018 kalau gak salah di Starbucks Kuningan City. Gw bikin CV seserius mungkin. Menurut gw, CV itu salah satu representasi gw di mata rekruter. Gw pake template yang ada di tapi gw bikin sedikit perubahan sih perihal desain, warna, dan font. Gw tau ini pas dulu OSPEK jurusan Thanks osjurku! yang salah satu pertemuannya itu ngajarin bikin CV. Gw memasukkan pengalaman organisasi dan kepanitiaan yang pernah gw jalani. Gak sembarangan naro gitu sih. Gw cuma cantumin empat, satu pengalaman organisasi di BEM fakultas dan tiga lainnya kepanitiaan di tingkat fakultas sama jurusan. Gw masukin pengalaman yang emang gw terlibat beneran aja. Yang setengah-setengah keterlibatannya gak gw masukin karena gw gak mau aja nipu’ dan gw pikirnya kalo beneran ditanya gw ngapain aja dari pengalaman gw, gw beneran bisa jawab dan emang gw ngelakuin apa yang gw ceritain. Gw juga menggunakan bahasa Inggris dalam CV gw. Alasan gw pake bahasa Inggris karena gw mikirnya itu bisa menjadi daya tarik gw bagi si rekruter. Di otak gw saat itu, gw harus serius ngelamar kerjanya. Gw riset kecil-kecilan dulu juga sih sebelum akhirnya memutuskan ngelamar di Starbucks. Pas udah riset, gw beneran tertarik jadi barista Starbucks, makanya gw ngusahain banget biar bisa diterima. Salah satu usahanya ya pas bikin CV itu. Gw berasumsi Starbucks butuh pekerja yang bisa berbahasa Inggris karena customer Starbucks juga banyak yang dari luar negeri, makanya gw tunjukkin gw bisa berbahasa Inggris lewat CV gw. Singkat cerita, datanglah gw ke Kuningan City untuk ikut interview. Gw deg-degan banget, padahal udah sering wawancara di kampus. Ya gw mikirnya ini kan kerja beneran dan gw udah beneran mau, makanya jadi deg-degan dan takut gagal juga. Cuma gw berusaha meyakinkan diri aja. Gw sempet nanya ke temen gw soal tips saat wawancara gini. Pesan dia yang gw inget adalah sebisa mungkin gw harus terlihat meyakinkan, tatap mata HRD nya, senyum sewajarnya untuk memperlihatkan optimisme dan energi positif dari diri gw eaa. Beberapa pertanyaan yang diajukan ke gw “Kenapa mau kerja di Starbucks?”, “How do you apply your major to work as a barista?” rekruter liat di CV gw kuliah di jurusan komunikasi dan gw jawab pertanyannya dia pake bahasa inggris, “Udah tahu apa saja yang akan kamu kerjakan kalau kamu diterima? Kamu yakin sanggup melakukan pekerjaannya?“. Karena sebelumnya gw udh cari tahu apa aja yang dilakukan sebagai barista Starbucks dan gw oke, ya gw jawab aja semua dengan semeyakinkan mungkin. Terakhir, HRD-nya nanya preferensi penempatan gw kalo diterima. Saat itu gw bilang di daerah Depok karena gw kuliah di Depok sekarang gw syukuri kalo gw gak ditempatin di Starbucks daerah Depok, karena kalo pas liburan panjang dari Bekasi ke Depok itu jauh ceu. Wawancaranya berlangsung sekitar 5 menit aja sih, atau gak sampe segitu ya kayaknya. Lumayan cepet kok, karena antriannya juga panjang kan, jadi gak bisa lama-lama di satu kandidat. Setelah itu, gw berpasrah aja meskipun harap-harap cemas. Besokannya gw dihubungi sama orang Starbucks belakangan gw baru tahu kalo yang ngehubungin gw itu salah satu supervisor di calon toko gw saat itu. Gw diminta dateng ke Starbucks di Mega Kuningan tempat gw kelak ditempatkan. Gw seneng banget, kayak gak nyangka beneran bisa diterima sama HRDnya. Besokannya gw dateng ke toko itu. Wawancara sama store manager-nya. Pertanyaannya mirip sama pertanyaan pas walk in interview, cuma ada beberapa pertanyaan yang lebih spesifik, kayak gimana gw bagi waktu kuliah sama kerja, masalah gak kalo gw pulang malem, dan terakhir gw diminta untuk meyakinkan store manager tersebut untuk menerima gw karena dia punya kandidat lain. Gw bilang aja kalo gw orangnya serius mau kerja dan udah sengaja luangin waktu di tahun ini untuk kerja, gw lagi gak ikut kegiatan apa-apa di kampus. Gw berusaha semeyakinkan itu aja sih. Setelah itu, gw menunggu beberapa hari sampe akhirnya gw ditelpon sama HRDnya dan diminta cek kesehatan. Setelah lolos dari cek kesehatan, gw dateng ke kantor Starbucks di Sudirman untuk mengurus penerimaan gw sebagai barista. Oiya, gw juga berusaha berpenampilan rapi. Gw sih kagak cakep kayak artis, tapi setidaknya gw berpakaian rapi dan gw pake make-up yang sewajarnya yang penting keliatan fresh saat wawancara baik sama HRD maupun store manager. Pas udah kerja, gw baru tahu kalo store manager gw juga mempertimbangkan penampilan gw saat wawancara. Ia beranggapan gw bisa mengatur penampilan karena salah satu tuntutan sebagai barista adalah berpenampilan yang enak dipandang gak harus ganteng/cantik luar biasa ya ceu, cuma jangan cuek sama penampilan juga. Maap ya jadi panjang wkwk, Intinya ya gw bisa diterima karena ngelakuin semua prosedur dan beruntungnya apa yang gw punya sebagai kandidat pekerja ternyata match sama apa yang dicari rekruter. As simple as that 🙂 “Harus ngerti kopi ya?” Jawabannya adalah enggak. Untuk ngelamar jadi barista Starbucks itu gak harus memiliki pengetahuan atau pengalaman di bidang food and beverages f&b. Cuma nih yaa, kalo lo punya pengetahuan dan pengalaman di bidang f&b, terutama kopi, pasti jadi nilai lebih dan peluang lo untuk diterima jadi barista seharusnya sih lebih besar daripada kandidat kayak gw yang sebelumnya gak tahu apa-apa soal kopi, apalagi pengalaman kerja di f&b. Kopi yang biasa gw minum aja cuma kopi sachet kayak kopi luwak, indocafe coffeemix, sama goodday cappuccino haha. Cuma ya kalo lo punya keinginan kuat untuk kerja dan mampu beradaptasi, belajar soal kopi itu gak jadi perkara sulit kok. Gw gak bisa bilang pengetahuan kopi gw itu udah banyak, masih biasa aja juga, cuma ya gw merasakan perbedaan yang sangat besar perihal pengetahuan tentang kopi jika dibandingkan saat gw belom masuk sama udah kerja di Starbucks. Yang mau gw beri highlight adalah proses belajarnya. Intinya, itu semua bisa dipelajari. Yang penting kita punya perilaku yang baik good atitude dan bisa nerapin work ethics selama kerja. Kalo kita sopan dan mau belajar, senior juga akan mau kok bantu kita memahami bidang pekerjaan kita. “Waktu kerjanya gimana? Bentrok sama kuliah gak?” Jadi, waktu kerja sebagai barista Starbucks itu berdasarkan shift. Ada dua jenis shift, full-shift 8 jam kerja dan 1 jam istirahat dan half-shift 4 jam kerja. Kalo dari awal lo udah ngelamar jadi full-time barista, waktu kerja lo pasti full-shift. Dalam seminggu, full-time worker punya 5 hari kerja dan 2 hari libur. Kalo part-time atau paruh waktu, jam kerjanya itu gak tentu, sesuai kebutuhan toko dan cuma part-time yang bisa punya half-shift. Karena gw sambil kuliah, gw memilih jadi barista paruh waktu karena nampaknya lebih fleksibel untuk gw. Temen-temen kerja gw yang masih kuliah dan belum masuk tingkat akhir juga pada ambil paruh waktu. Yang udah tingkat akhir atau mau lulus biasanya full-time. Beruntungnya, Starbucks juga mendukung pekerjanya untuk bisa bekerja sambil kuliah. Jam kerja gw sih cukup fleksibel, gw bisa request hari kerja. Cuma gak selalu request gw dipenuhi, balik lagi sama kebutuhan toko. Logikanya, pekerja juga harus menyesuaikan diri sama tempat kerjanya, jangan nuntut untuk dimengerti terus. Walaupun begitu, sejauh ini sih, jam kerja gw gak pernah bentrok sama jadwal kuliah gw. Kayak misalnya nih, gw selesai kuliah pukul dan closing masuk shift dari sore sampe toko tutup di toko gw itu mulai ya gw bisa kerja yang full-shift. Ada juga hari ketika gw baru selesai kuliah pukul gw dimasukin ke half-shift yang mulai kerjanya dari jam atau ini kalo closingnya masuk Toko gw juga termasuk Starbucks yang buka selama satu minggu kalo yang di kantor biasanya cuma buka dari Senin-Jumat, ikut waktu operasional kantor, jadi kalo gw request libur ada di weekdays, gw masih bisa kerja di weekend. Kalo sambil kuliah gini sih, gw biasanya dikasih 3-4 hari kerja. Dulu pas liburan kuliah yang sampe 3 bulan, gw bisa masuk 5 hari kerja kayak pekerja full-time. Jadi, buat lo yang masih kuliah dan mau kerja di Starbucks, gw saranin sih part-time aja, soalnya lebih fleksibel. “Kerjanya ngapain aja sih?” Yang pasti kerja sebagai barista Starbucks akan punya tugas bikin minuman-minuman Starbucks untuk customer. Selain itu, barista juga punya tanggung jawab terhadap makanan yang dijual, kebersihan toko, punya peran juga di bagian kasir selling, membantu pesanan customer. Jadi, barista Starbucks gak cuma bikin minum yaa, semua yang ada di toko itu tanggung jawab barista, termasuk bersih-bersih toko. Kerjanya juga harus sesuai standar yang udah ditetapin Starbucks. Gw akui standarnya sangat banyak, tapi jangan khawatir, selama masa training akan diajarin dari awal banget kok. Ada satu lagi pesan yang ingin gw sampein buat mahasiswa yang berminat kerja paruh waktu atau penuh waktu. Gw saranin untuk cuma punya aktivitas kuliah sama kerja aja. Gw gak menyarankan lo masih ikutan organisasi atau kepanitiaan di kampus. Gw pribadi sih keteteran banget pas coba ikut ketiganya; kuliah, kerja, kepanitiaan. Menurut gw, lo cuma bisa pilih 2 dari 3 itu untuk bisa dijalanin secara seimbang. Gw gak mungkin menelantarkan kuliah gw, makanya gw cuma bisa milih antara kerja sama kepanitiaan untuk dikorbankan. Karena gw udah niat untuk kerja di tahun ini, akhirnya gw merelakan kepanitiaan gw. Ngejalanin ketiganya gak bikin gw fokus kemana-mana. Kuliah sambil kerja aja udah susah buat bagi perhatian. Itu aja sih saran dari gw untuk dipertimbangin baik-baik. Balik lagi ke diri sendiri, lo yang tahu kemampuan lo. Sekedar mengingatkan nih ceu, kalo kerja kayak gini bukan buat main-main atau iseng belaka. Kalo cuma dianggap tempat bermain’ dalam arti lo gak serius kerjanya, lo bisa kehilangan kesempatan besar untuk belajar hal-hal baru. Menurut gw kerja paruh waktu seperti ini jadi sarana latihan gw menempa dan mengembangkan diri, walaupun pada prakteknya, kerja juga bisa jadi terasa menyenangkan dan seru kok. Itu aja sih yang mau gw ceritain tentang pengalaman gw kerja paruh waktu di Starbucks. Bukan mau nyombong ya, gw beneran hanya ingin berbagi informasi karena ada banyak orang yang nanya dan gw pikir sebenernya masih ada juga yang mau tau juga soal ini, tapi gak punya akses informasi, baik lewat cerita di blog yang terbaru maupun dari baristanya langsung. Semoga bisa bermanfaat buat yang baca, bisa nambah insight tentang kerja paruh waktu di Starbucks. Kalau ada pertanyaan lebih lanjut, boleh nanya lagi hehe. Thank you for reading and.. happy weekend!
pengalaman part time di starbucks